Fungsi Aplikasi Digital Perikanan di Indonesia

Fungsi Aplikasi Digital Perikanan di Indonesia

Fungsi Aplikasi Digital Perikanan di Indonesia – Seiring perkembangan dunia digital yang semakin melesat, hampir semua sektor telah memanfaatkan kemudahan dari teknologi. Tak terkecuali sektor kelautan dan perikanan ini.

Dengan perangkat yang ada, seperti telepon genggam, beberapa aplikasi dihadirkan untuk mengakses berbagai macam informasi maritim. Seperti lokasi-lokasi penangkapan ikan, cuaca saat melaut, keselamatan pelayaran, operasional kapal dan informasi harga ikan.

Pada tahun 2020, produktivitas perikanan budidaya Indonesia untuk UMKM dinilai masih rendah, sementara penggunaan lahan cukup tinggi. Sedangkan proyeksi konsumsi perikanan budidaya meningkat menjadi 60 kg/tahun pada 2030 sehingga produktivitas dengan lahan cukup bisa digenjot. Indonesia Aquaculture Challenge Project dibuka awal tahun 2021 untuk mendorong penggunaan teknologi pada perikanan budi daya, guna strategi peningkatan produksi perikanan budi daya dengan penggunaan teknologi dan standarisasi.

Maka dari itu, diperlukan terobosan baru dalam pemanfaatan teknologi di era 4.0 ini. Hal tersebut memiliki tujuan dan fungsi sebagai berikut:

  • Peningkatan produktivitas

Saat ini banyak petambak tradisional yang sebenarnya menguasai lahan luas, namun tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga termasuk boros lahan karena produktivitasnya yang cukup rendah. Optimalisasi produktivitas kini sudah dilakukan dengan berbagai cara, misalnya teknologi tepat guna. Aplikasi teknologi di usaha budidaya selain meningkatkan produksi dan kepastian hasil, juga mengurangi human error. Saat pandemi seperti saat ini adalah masa yang tepat untuk mendorong penerapan teknologi dan standar budidaya untuk meningkatkan hasil dan devisa ekspor.

  • Inovasi Teknologi

Arief Arianto, Perekayasa Madya Teknologi Pertanian dari Badan Pengkajian dan Pengaplikasian Teknologi (BPPT) menjelaskan tantangan Indonesia dalam industri budidaya ini cukup banyak. Seperti arus informasi, sumberdaya terbatas, perdagangan bebas, dan ledakan penduduk. Jika penduduk atau sumberdaya yang ada tak bisa berinovasi, maka akan tertinggal dengan kemajuan zaman.

  • Standar Budi daya

Sedangkan Novia Priyana, tim ahli GQSP Indonesia memaparkan pedoman badan pangan dunia atau FAO sudah diadopsi Indonesia. FAO meluncurkan panduan integritas lingkungan, inovasi, dan pencegahan limbah dari teknologi. Pelaku pembudidaya diharapkan bisa meningkatkan operasional yang aman.

  • Kompetisi Inovasi Akuakultur

AgResults membuka kompetisi tantangan Proyek Akuakultur Indonesia, yang dibuka awal Januari 2021 dan berjalan selama empat tahun. Proyek ini mengajak sektor swasta membuat inovasi penguatan sektor akuakultur untuk mendorong pembudidaya skala kecil mengadopsi teknologi.

Jika bisa menyediakan teknologi yang mudah diaplikasi, saat ini masih skala uji coba dan feasible secara ekonomi. Pemerintah Indonesia menetapkan tujuan ekspansi akuakultur untuk 2030. “Jika produksi bisnis biasa, target produksi sulit dipenuhi dan menambah lahan,” jelasnya.

Berbagai aplikasi digital yang dikhususkan bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan di Indonesia dihasilkan tidak hanya lembaga riset pemerintah. Melainkan juga dari perguruan tinggi dan swasta. Tujuannya tetap sama, yaitu agar memberikan inovasi serta meningkatkan produktivitas dari para nelayan. Aplikasi ini diantaranya dapat membantu memutus mata rantai pasar tengkulak. Melalui sistem Peta Daerah Penangkapan Ikan, menyediakan informasi marketplace lengkap dengan daftar harga ikan dan sebagainya yang akan sangat berguna bagi nelayan ikan.

Apabila Anda membutuhkan jasa pembuatan aplikasi, Kunjungi website SisApp untuk  bisnis Anda dan memberikan solusi berupa produk software aplikasi dengan dukungan personel yang mumpuni dan berpengalaman.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *